Abortus berulang masih memerlukan perhatian yang serius dan merupakan masalah besar di Indonesia dilihat pada segi epidemiologis, morbiditas, mortalitas, dan prognosisnya. Patofisiologi abortus berulang masih merupakan keilmuan yang berkembang sangat pesat pada akhir-akhir ini. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi penyakit ini, baik yang bersifat pencegahan, diagnosis dini, maupun upaya pengobatan secara medikamentosa maupun obstetrik. Abortus berulang ini sebenarnya masih dapat dicegah dan diselamatkan sehingga tidak sampai terjadi abortus. Ketidakjelasan patogenesis akibat adanya ketidakpastian etiologi yang direfleksikan pada belum adanya perlakuan yang mampu mendeteksi sedini mungkin dan mencegah kejadian abortus merupakan salah satu sebab ketidakberhasilan penanggulangan penyakit ini. Informasi mengenai mekanisme kerja dan pengaruh antioksidan yang berpengaruh pada dugaan patogenesis abortus berulang, terutama menyangkut perubahan keseimbangan antara jalur Th1 yang embriotoksik darn jalur Th2 yang memelihara kehamilan, dan terjadinya penurunan kadar superoksid dismutase akibat loncatan elektron dari rantai respirasi mitokondria dan adanya kerusakan arteri spiralis desidua, ditandai dengan adanya disfungsi endotel dan perubahan aliran darah memungkinkan pemberian antioksidan sebagai pengobatan pencegahan terhadap penyakit ini.