ngetahui risiko yang terjadi pada pengerjaan pemasangan steel box girder, mengetahui besar tingkat risiko yang terjadi pada pengerjaan pemasangan steel box girder dan mengetahui cara mengendalikan risiko yang terjadi pada pengerjaan pemasangan steel box girder. Metode yang digunakan digunakan pada penelitian ini adalah metode Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC) berpedoman menggunakan Malaysia HIRARC Guidelines (2008). Dimulai dari mengidentifikasi bahaya di setiap tahapan aktivitas pekerjaan lalu dilakukan penilaian risiko yang hasilnya dapat dijadikan untuk acuan pengendalian risiko, sehingga bisa mengurangi risiko kecelakaan kerja. Hasil analisis dari identifikasi bahaya dan risiko yang timbul ada 5 tahapan pekerjaan dan didapatkan total 11 temuan potensi bahaya. (1) Tahap Persiapan untuk manuver erection steel box girder; (2) Proses meratakan/memadatkan tanah area erection untuk persiapan pijakan/landasan crawler crane; (3) Proses mobilisasi material steel box girder dari stockyard ke area erection; (4) Memasang sling + segel yang akan digunakan saat erection steel box girder; (5) Proses pemasangan steel box girder menggunakan crawler crane. Hasil penilaian risiko didapatkan total 11 temuan potensi bahaya dengan rincian 5 potensi bahaya dengan persentase nilai risiko sebesar 45,54 % yang berada pada level tinggi dan 6 potensi bahaya dengan persentase nilai risiko sebesar 54,55 % berada pada level sedang. Total jumlah nilai tingkat risiko sebesar 132, dengan nilai rata-rata sebesar 12 artinya pemasangan steel box girder berada pada level sedang. Hasil rekomendasi pengendalian risiko setelah didapatkan nilai level risiko dan dilakukan analisis terhadap nilai risiko, diperoleh 6 jenis pengendalian risiko yang sesuai dengan hirarki pengendalian risiko yaitu eliminasi, subsitusi, engineering control, warning system, administrative control, dan alat pelindung diri (APD).